Rencana penyederhanaan golongan daya listrik

Seperti yang mungkin sudah anda ketahui, bahwa pemerintah akan melakukan penyederhanaan golongan daya listrik kepada pelanggan golongan 900 VA nonsubsidi, 1.300 VA, 2.200 VA, dan 3.300 VA menjadi 4.400 VA. Sementara golongan 450 VA dengan pelanggan sebanyak 23 juta rumah tangga dan golongan 900 VA dengan pelanggan 6,5 juta rumah tangga yang disubsidi oleh pemerintah, tidak mengalami perubahan. Rencana nya golongan 4.400 VA hingga 12.600 VA akan dinaikkan dan ditambahkan dayanya menjadi 13.000 VA, dan golongan 13.000 VA ke atas dayanya akan di-loss stroom. Namun kebijakan ini belum bisa diterapkan lantaran pihak PLN dan pemerintah belum siap. Kendala lain, PLN tidak bisa menjamin ketersediaan peralatan listrik, seperti penggantian miniature circuit breaker. Menurut rencana, PLN, pelanggan golongan 900 VA non subsidi akan membayar tarif listrik Rp 1.352 per kWh. PLN akan meningkatkan kemampuan penggunaan daya golongan ini hingga 1.300 VA. Lalu pelanggan 1.300 VA sejak awal, 2.200 VA, 3.300 VA, dan 4.400 VA mampu memakai daya hingga 5.500 VA. Dan pelanggan listrik di atas 5.500 VA akan bisa menggunakan daya hingga 13.200 VA ke atas. Tarif golongan tersebut Rp 1.467,28 per kwh. PLN berharap, dengan penyesuaian golongan tarif ini, konsumsi setrum meningkat. Lonjakan penggunaan daya listrik bisa merangsang minat investor.

rencana penyederhanaan golongan listrik
rencana penyederhanaan golongan listrik

Penerapan kebijakan penyederhaan golongan listrik rumah tangga dengan daya 1.300 volt ampere (VA) sampai 4.400 VA tentu saja memerlukan persetujuan DPR dan sosialisasi ke masyarakat agar pelaksanaan kebijakan ini berjalan lancar. Sebelumnya, dengan program 35 ribu MW PLN menghitung bahwa pasokan listrik akan surplus jika daya beli listrik masyarakat tidak bertambah. Pada tahap awal, peningkatan daya gratis akan dilakukan di kota-kota besar di Pulau Jawa. Pasalnya, permintaan peningkatan daya cukup tinggi dari kalangan masyarakat perkotaan besar. Dalam waktu satu, program peningkatan daya gratis ini diharapkan bisa mencakup seluruh wilayah di Pulau Jawa. Ada beberapa fakta menarik tentang hal tersebut. Contohnya penyederhanaan golongan tarif listrik untuk rumah tangga tidak berlaku bagi 29 juta pelanggan rumah tangga penerima subsidi. Golongan 450 VA dengan pelanggan sebanyak 23 juta rumah tangga dan golongan 900 VA sejumlah 6 juta rumah tangga yang disubsidi oleh Pemerintah, tidak mengalami perubahan dan tidak terpengaruh rencana penyederhanaan.

penyederhanaan golongan listrik
penyederhanaan golongan listrik

Tarif untuk pelanggan rumah tangga 450 VA tetap sebesar Rp 415/kWh dan untuk pelanggan 900 VA sebesar Rp 586/kWh. Pada rencana penyederhanaan kelas golongan pelanggan listrik ini, golongan rumah tangga non-subsidi tidak akan mengalami perubahan harga tarif listrik, seluruh golongan pelanggan masih akan tetap mendapatkan harga tarif listrik sesuai dengan harga saat ini. Besaran Tarif Tenaga Listrik (TTL) masih mengacu pada Permen ESDM Nomor 41 tahun 2017 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri ESDM Nomor 28 tahun 2016 mengenai Tarif Tenaga Listrik yang Disediakan oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). Penambahan daya juga tidak akan berpengaruh pada pengeluaran biaya listrik masyarakat karena tidak akan dikenakan biaya apa pun. Semua biaya penggantian MCB (Miniature Circuit Breaker) akan ditanggung oleh PLN. Karena kebutuhan MCB yang sangat banyak, maka kebijakan ini direncanakan berjalan secara bertahap. Selain itu masyarakat yang memiliki Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang rata-rata adalah pelanggan golongan 1.300 VA hingga 3.300 VA, juga akan diuntungkan dengan program ini.

golongan pellangan
golongan pellangan

Dengan kenaikan daya tanpa tambahan biaya dan tanpa kenaikan tarif per kWh, UMKM dapat berkembang karena bisa memperoleh daya listrik yang lebih besar tanpa mengeluarkan biaya tambahan. Selain meminta perpanjangan waktu sosialisasi, penundaan rencana penyederhanaan golongan pelanggan listrik juga bisa dimanfaatkan PLN untuk mempersiapkan fasilitas dan infrastruktur pendukung. Salah satu alat utama yang harus disiapkan adalah Miniature Circuit Breaker saat ini ketersediaan MCB dari dalam negeri bisa dibilang belum mencukupi. Diperlukan banyak waktu untuk bisa menyediakan semua kebutuhan MBC guna menunjang kelancaran program peningkatan daya listrik.

data listrik nonsubsidi
data listrik nonsubsidi

 

 

 

 

Komponen Kabel

Kabel merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal dari satu tempat ke tempat lain. Kabel mulai ditemukan saat manusia membutuhkan sebuah alat yang berguna untuk menghubungkan suatu perangkat dengan perangkat lain, dan ditemukan pada awal 1400an. Proses penemuan kabel ini tidak sama antara satu jenis kabel dengan kabel lainnya. Penemuan kabel tembaga membutuhkan proses yang paling lama dibanding kabel yang lain, hingga akhirnya berhasil ditemukan sebuah telepon. Pada rangkaian kelistrikan juga membutuhkan sebuah kabel untuk menghubungkan antara komponen-komponen satu dengan yang lainnya yang ada di dalam sistem kelistrikan kelistrikan tersebut. Kabel merupakan komponen penghantar yang terisolasi yang berfungsi untuk menghubungkan antara komponen satu dengan yang lainnya pada sebuah rangkaian kelistrikan.

pengunaan kabel
pengunaan kabel

Kabel juga digunakan pada kendaraan, baik pada kendaraan sepeda motor, kendaraan ringan maupun kendaraan diesel dikategorikan sebagai auto cable yaitu spesifikasi kabel yang disesuaikan dengan keperluan kendaraan pada umumnya yang memiliki tegangan kerja 12/ 24 DC Volt. Kabel yang digunakan untuk mengalirkan arus yang besar yang berasal dari tegangan baterai memiliki ukuran diameter kabel yang besar. Contoh pemakaian kabel yang digunakan untuk penghantar arus besar yaitu kabel yang menghubungkan antara positif baterai dengan motor starter dan kabel yang menghubungkan negatif baterai dengan massa kendaraan. Kabel yang digunakan untuk mengalirkan arus yang kecil tidak membutuhkan ukuran diameter kabel yang besar, yaitu digunakan kabel dengan ukuran diameter yang kecil dan disesuaikan dengan kebutuhan pada sistem kelistrikan kendaraan. Sebagai contohnya, antara kabel yang digunakan untuk menggerakkan motor starter dan kabel yang digunakan untuk menyalakan lampu sein memiliki ukuran yang berbeda.

Kabel yang digunakan untuk menggerakkan motor starter harus memiliki diameter kabel yang besar karena motor starter membutuhkan daya yang besar untuk menggerakkannya, berbeda dengan sistem kelistrikan lampu sein, untuk menyalakan lampu sein hanya membutuhkan daya yang kecil. Contoh kabel yang digunakan untuk menghantarkan arus kecil adalah kabel yang digunakan pada sistem penerangan, kabel yang digunakan untuk sistem AC, kabel yang digunakan untuk power windows, kabel yang digunakan untuk menggerakkan motor wiper dan lain sebagainya.

Lalu ada kabel yang digunakan sebagai penghantar data informasi, yaitu kabel yang  berguna untuk menyalurkan arus yang kecil yang berasal dari sistem kontrol elektronik pada mesin EFI. Kabel jenis ini memiliki kontruksi yang khusus yang mampu melindungi arus listrik dari pengaruh gaya elektromagnetik. Bila kabel yang digunakan untuk mengirimkan data informasi ini menggunakan kabel biasa maka nantinya data yang dikirimkan tidak akurat jika terkena gaya elektromagnetik sehingga akan membuat kinerja mesin menjadi tidak dapat bekerja dengan normal.Contoh penggunaan kabel penghantar data informasi ini adalah kabel yang digunakan pada sensor-sensor mesin EFI, kabel-kabel yang digunakan pada aktuator-aktuator mesin EFI dan lain sebagainya. Penemuan kabel koaksial mengikuti penemuan kabel tembaga. Lalu, kabel koaksial telah disempurnakan kembali dengan penemuan kabel serat optik yang sangat tipis dan mampu mentransmisikan sinyal cahaya. Kabel memiliki komponen kabel yang penting agar kabel dapat bekerja. Komponen-komponen penting yang harus ada pada kabel antara lain :

  • Konduktor

Penghantar atau konduktor merupakan bagian dari kabel yang berfungsi untuk menghantarkan arus listrik.

  • Isolator

Isolator merupakan bagian komponen kabel yang terbuat dari bahan dielektrik (tidak dapat menghantarkan arus) yang berfungsi untuk melindungi atau mengisolasi penghantar satu dengan yang lainnya agar tidak berhubungan, selain itu juga berfungsi untuk melindungi lingkungan disekitarnya agar tidak terjadi kebocoran arus. Pada isolator juga dilengkapi komponen pelindung dari daya elektromagnetik yaitu untuk melindungi arus listrik dari pengarus gaya elektromagnetik.

  • Pelindung luar

Pelindung luar yang terdapat pada kabel berfungsi untuk memberikan perlindungan kabel terhadap kerusakan mekanis, pengaruh dari bahan-bahan kimia, api dan lain sebagainya yang dapat merugikan.

kabel
kabel

Ada banyak jenis kabel dengan komponen kabel yang berbeda beda, diantaranya adalah:

  • Kabel tembaga

Terbagi atas UTP (Unshielded Twisted Pair) dan STP (Shielded Twisted Pair). Perbedaan dari keduanya adalah adanya pelindung dan tidak adanya pelindung pada bagian inti konduktornya. Kabel UTP terdiri dari 4 pasang kabel dengan jalinan yang berbeda-beda tiap incinya. Semakin rapat jalinan tersebut, tingkat transimisi dan harganya semakin tinggi. Kabel UTP ini menggunakan konektor RJ-45 yang biasa digunakan untuk Ethernet, ISDN, atau sambungan telepon. Dengan kabel UTP, kita dapat mengirimkan data lebih banyak dibandingkan LAN. Sedangkan, kabel STP terdiri dari sepasang kabel yang dilindungi oleh timah, dan masing-masing kabel tersebut dibungkus oleh pelindung.

kabel listrik
kabel listrik
  • Kabel coaxial

Kabel coaxial ditemukan oleh Oliver Heaviside. Merupakan kabel yang terdiri dari dua buah konduktor, yaitu terletak di tengah yang terbuat dari tembaga keras yang dilapisi dengan isolator dan melingkar di luar isolator pertama dan tertutup oleh isolator luar. Kabel coaxial memiliki 3 bagian utama, yakni pelindung luar, pelindung berupa anyaman tembaga, dan isolator plastik. Kabel coaxial memiliki kapasitas pita lebar (bandwidth) 10 Mbps dan kapasitas node 30 node.  Node adalah hubungan/titik yang bisa terhubung dengan kabel tesebut. Kabel coaxial sering dipakai sebagai jalur transmisi untuk frekuensi sinyal radio. Beberapa jenis kabel coaxial, yaitu:

Kabel coaxial RG-62A/U : merupakan kabel berwarna hitam dengan inti berupa kabel serabut. Ukuran kabel ini kurang lebih 0.25 inch (6 mm).

Thin coaxial cable: merupakan kabel koaksial berdiameter rata-rata 5mm yang berwarna gelap dan banyak digunakan dikalangan radio amatir.

bagian dalam kabel coaxial
bagian dalam kabel coaxial

Thick coaxial cable: merupakan kabel berdiameter rata-rata 12mm dan sering dikenal sebagai yellow cable.

  • Kabel Serat Optik

Kabel serat optik merupakan sebuah kabel yang terbuat dari kaca atau plastik yang berfungsi untuk mentransmisikan sinyal cahaya. Kabel serat optik berukuran sangat tipis dan berdiameter sehelai rambut manusia yang saat ini paling banyak digunakan sebagai media transimisi dalam teknologi komunikasi modern. Komponen kabel serat optik tersebut diantaranya adalah bagian inti tempat merambatnya gelombang cahaya, lapisan selimut yang mengelilingi bagian inti dengan indeks bias yang lebih kecil, dan lapisan jake yang melindungi bagian inti dan selimut dengan plastik yang elastis. Komponen utama sistem serat optik terdiri dari transmitter (Laser Diode dan Laser Emmiting Diode), information channel yang berupa serat optik, dan receiver.

FIBER OPTIK
FIBER OPTIK

 

Manajemen Proyek Instalasi Listrik

Sebelum membahas manajemen proyek instalasi listrik. Perlu dipahami secara umum bahwa manajemen proyek adalah cara yang bertujusn untuk pengelolaan suatu proyek, yaitu suatu metode pengelolaan yang dikembangkan secara ilmiah dan intensif sejak pertengahan abad ke-20 untuk menghadapi kegiatan khusus yang berbentuk proyek. Manajemen proyek adalah usaha pada suatu kegiatan agar tujuan adanya kegiatan tersebut dapat tercapai secara efisien dan efektif.  Efektif dalam hal ini adalah dimana hasil  penggunaan sumber daya dan kegiatan sesuai dengan sasarannya yang meliputi kualitas, biaya, waktu dan lain-lainnya. Sedangkan efisien diartikan penggunaan sumber daya dan pemilihan sub kegiatan secara tepat yang meliputi jumlah, jenis, saat penggunaan sumber lain dan lain-lain. Oleh sebab itu manajemen proyek pada suatu proyek konstruksi merupakan suatu hal yang tidak dapat diabaikan begitu saja, karena tanpa manajemen suatu proyek, konstruksi akan sulit berjalan sesuai dengan harapan baik berupa biaya, waktu maupun kualitas. Manajemen proyek meliputi proses perencanaan ( planning ) kegiatan, pengaturan ( organizing ),pelaksanaan dan pengendalian ( controlling ). Proses perencanaan, pengaturan, pelaksanaan dan pengendalian tersebut dikenal dengan proses manajemen. Tujuan dari proses manajemen adalah untuk mengusahakan agar semua rangkaian kegiatan tersebut :

  • Tepat waktu, dalam hal ini tidak terjadi keterlambatan penyelesaian suatu proyek
  • Biaya yang sesuai, maksudnya agar tidak ada biaya tambahan dari perencanaan biaya yang telah dianggarkan
  • Kualitas yang sesuai dengan persyaratan
  • Proses kegiatan dapat berjalan dengan lancar

Proses perencanaan ( planning ) proyek dapat dikelompokkan menjadi dua tahap, yaitu yang pertama planning dalam garis manajemen konsultan dan yang kedua dalam garis manajemen kontraktor. Perencanaan yang ditangani oleh konsultan mencakup perencanaan fisik struktur secara terperinci sampai pada perencanaan anggaran biaya dan durasi pekerjaan. Perencanaan yang ditangani oleh kontraktor mencakup perencanaan metode kontraktor, rencana anggaran dalam pelaksanaan dan perencanaan administrasi lapangan maupun perusahaan. Metode manajemen proyek yang digunakan oleh pelaksana proyek (kontraktor) baik manajemen pelaksana, manajemen pengawasan, serta manajemen dari organisasi pemilik proyek pada umumnya adalah sama yaitu dengan berpatokan pada laporan-laporan tertulis yang disesuaikan dengan keadaan nyata dilapangan. Laporan-laporan tertulis tersebut bisa berupa laporan harian, laporan mingguan dan lain-lain.

Setelah mengetahui manajemen proyek maka, kita akan masuk ke pada jenis jenis proyek. Sebelumnya sebuah proyek dapat didefenisikan sebagai suatu usaha dalam jangka waktu yang ditentukan dengan sasaran yang jelas yaitu mencapai hasil yang telah dirumuskan pada waktu awal pembangunan proyek akan dimulai. Bertitik tolak dari pemikiran ini, maka maksud dan tujuan manajemen proyek adalah usaha kegiatan untuk meraih sasaran yang telah didefenisikan dan ditentukan dengan jelas seeffisien dan seefektif mungkin. Dalam rangka meraih sasaran yang telah disepakati, diperlukan sumber-sumber daya (resources) termasuk sumber daya manusia yang merupakan kunci segalanya.

Jenis-jenis Proyek

Proyek merupakan aktivitas yang bersifat temporer. Dalam pengerjaannya, selalu ada batasan (time, scope dan budget) yang mempengaruhi kesuksesan pelaksanaan proyek. Perubahan terhadap salah satu faktor akan mempengaruhi faktor yang lain. Seluruh aktivitas yang terdapat pada proyek merupakan sebuah mata rantai yang dimulai sejak dituangkannya ide, direncanakan, kemudian dilaksanakan, sampai benar-benar memberikan hasil yang sesuai dengan perencanaannya semula. Dalam kehidupan sehari-hari, dapat kita lihat berbagai jenis kegiatan proyek. Jenis-jenis kegiatan proyek tersebut secara garis besar terkait dengan pengkajian aspek ekonomi, keuangan, permasalahan lingkungan, desain engineering, marketing, manufaktur, dan lain-lain. Namun, pada kenyataannya, kita tidak dapat membagi-bagi proyek pada satu jenis tertentu saja, kerena pada umumnya kegiatan proyek merupakan kombinasi dari beberapa jenis kegiatan sekaligus. Akan tetapi, jika ditinjau dari aktivitas yang paling dominan yang dilakukan pada sebuah proyek, maka kita dapat mengkategorikan proyek sebagai berikut :

  1. Proyek Engineering Kontruksi Dalam kegiatannya, aktivitas yang paling dominan yang dilakukan dalam proyek ini adalah pengkajian kelayakan, desain engineering, pengadaan dan konstruksi.
  2. Proyek engineering Manufacture Secara garis besar, kegitan proyek ini meliputi seluruh kegitan yang bersifat untuk menghasilkan produk baru.
  3. Proyek Pelayanan Manajemen Dalam pengerjaannya, aktivitas utama dalam proyek ini adalah merancang system informasi manajemen, merancang program efisiensi dan penghematan, diversifikasi, penggabungan dan pengambilalihan, memberikan bantuan emergency untuk daerah yang terkena musibag, merancang strategi untuk mengurangi kriminalitas dan penggunaan obat-obat terlarang dan lain-lain.
  4. Proyek Penelitian dan Pengembangan. Adapun aktivitas utama yang dilakukan dalam pelaksanaan proyek ini meliputi melakukan penelitian dan pengembangan suatu produk tertentu.
  5. Proyek Kapital Secara umum, kegiatan yang dilakukan dalam proyek ini biasanya digunakan oleh sebuah badan usaha atau pemerintah, misalnya pembebasan tanah, penyiapan lahan dan pembelian material. Berdasarkan penjelasan di atas dapat juga ditarik suatu kesimpulan yaitu bahwa dalam suatu jenis proyek yang memiliki beberapa aktivitas sekaligus, maka pembagiannya merupakan kombinasi. Proyek pembuatan sumur minyak dan gas, jika ditinjau dari segi pembangunannya dapat dikategorikan sebagai proyek engineering konstruksi. Namun, dari seluruh tahapan dan biaya yang dibutuhkan pada pelaksanaannya dapat dikategorikan sebagai proyek capital.

Dalam hal ini instalasi listrik adalah proyek yang perlu dimanajemen. Setelah kita membahas lebih dalam ke ilmu manajemennya, ternyata proyek apapun memerlukan manajemen. Namun yang membedakan proyek lain dengan manajemen proyek instalasi listrik adalah  karena kelistrikan adalah suatu ilmu terapan yang harus dikerjakan oleh orang yang benar – benar paham. Karena instalasi listrik memerlukan data yang spesifik seperti:

  • JENIS INSTALASI LISTRIK

Menurut Arus listrik yang dialirkan
1.Instalasi Arus Searah (DC)
2. Instalasi Arus Bolak-Balik (AC)
Menurut Pemakaian Tenaga Listrik

  1. Instalasi Penerangan (Cahaya)
    2. Instalsi Tenaga (Mesin-mesin Listrik)

Menurut Tegangan yang digunakan

  1. Tegangan Rendah (110 V, 220V, 380V)
    2. Tegangan menengah (20 kV)
    3. Tegangan Tinggi (30, 70, 150 kV, 250 kV)
    4. Tegangan Ekstra Tinggi (500 kV, 750 kV, 1000 kV)

Harus mengetahui perangkat perangkat instalasi listrik juga, seperti Perangkat Hubung Bagi (PHB) yaitu perangkat yang digunakan pada instalasi listrik agar sistem dapat bekerja dengan aman dan handal sebelum didistribusikan ke beban-beban. Dan yang lainnya:

  • Komponen PHB
  • Box Panel PHB
  • Pengaman Beban Lebih (MCB, MCCB, ELCB dll)
  • Pengaman Hubung Singkat (Fuse/Sekering)
  • Saklar (Switch)
  • Komponen Indikator (lampu, AVO meter)
  • Sekering atau Fuse

 

Untuk peralatan Penghantar listrik berfungsi menyalurkan daya listrik dari satu titik ke titik lain. Penghantar yang digunakan untuk instalasi listrik adalah penghantar berisolasi dan terbuka. Bahan penghantar untuk kabel listrik umumnya digunakan Aluminium (Al)dan tembaga (Cu)Untuk tembaga kemurnianya sekitar 99,9% dan Aluminium 99,5 %

  • JENIS KABEL INSTALASI LISTRIK

Dalam pemasangan instalasi listrik ada beberapa jenis kabel yang sering digunakan diantaranya : NGA, NYA, NYM, NYY, NYGbY, NYRGbY. Untuk kabel yang dipasang ditempat yang aman dan ditanam didalam dinding (inbow) : NGA, NYA, NAYA
Untuk kabel yang ditanam dalam tanah : NYY,NYGbY, NYRGbY

  • PENTANAHAN (GROUNDING)

Yaitu suatu tindakan pengamanan dalam instalasi listrik yang rangkaianya ditanahkan dengan cara mentanahkan badan peralatan/instalasi yang diamankan. Grounding menggunakan elektroda pentanahan yang ditanam dalam tanah, atau memanfaatkan pipa saluran air dari logam yang masih aktif. Tujuanya: menghindari tegangan sentuh peralatan akibat akibat tegangan induksi dari tegangan AC dan putusnya alat pengaman. Itulah hal hal yang harus diingat dalam proyek instalasi listrik.

 

Jaringan Tegangan Listrik

Listrik menjadi suatu kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari, dan Listrik yang sampai di rumah kita dan yang biasa kita gunakan, pada umumnya menggunakan listrik AC (arus bolak-balik) dengan tegangan listrik 220 VAC (220 Volt AC). Lalu, dari mana sebenarnya listrik tersebut bisa sampai di rumah kita ? Pastinya, listrik yang sampai di rumah-rumah kita berasal dari suatu pembangkit listrik, dan tentunya Pembangkit listrik tersebut memiliki kemampuan daya yang sangat besar, sehingga mampu menyediakan kebutuhan listrik seluruh rumah dalam satu desa, kecamatan bahkan satu Kabupaten. Terdapat berbagai jenis pembangkit listrik, atau jaringan tegangan listrik, yang biasa digunakan untuk menghasilkan Tenaga listrik sehingga bisa sampai pada instalasi di rumah kita , dan bisa kita nikmati berbagai manfaat dari listrik tersebut.

Pembangkit listrik yang digunakan, antara lain :

  • PLTD atau Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
  • PLTA atau Pembangkit Listrik Tenaga Air
  • PLTU atau pembangkit Listrik Tenaga Uap
  • PLTG atau Pembangkit Listrik Tenaga Gas
  • Dan berbagai jenis pembangkit listrik lainnya.

Untuk dapat menyediakan sumber listrik dengan besar tegangan listrik 220 VAC sampai pada instalasi rumah kita masing-masing, tentunya dibutuhkan besar tegangan listrik yang lebih besar dari tegangan 220 VAC yang dihasilkan dari sumber pembangkit listrik utama. Tingkatan besar tegangan listrik pada jaringan Transmisi dan distribusi. Beberapa jenis tegangan pada Jaringan Transmisi, Jaringan Distribusi Primer dan Jaringan Distribusi Sekunder, antara lain:

  • SUTET: Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi, dengan besar tegangan listrik 200 KV sampai 500 KV.
  • SUTT: Saluran Udara Tegangan Tinggi, dengan besar tegangan listrik 30 KV sampai 150 KV.
  • JDTM: Jaringan distribusi Tegangan menengah, besar tegangan sekitar 6 KV sampai 20 KV.
  • JDTR: Jaringan distribusi tegangan rendah, besar tegangan sekitar 380 Volt (Fasa – fasa) dan 220 Volt (Fasa – Netral).

Proses penyaluran listrik dari Jaringan Transmisi ke pelanggan pengguna energi listrik. Distribusi ini dibagi menjadi dua bagian yaitu :

  1. Distribusi Primer : Yaitu jaringan distribusi yang berasal dari Jaringan Transmisi yang di turunkan tegangannya di Gardu Induk menjadi tegangan menengah (TM) dengan nominal tegangan 20 kV (biasa disebut JTM atau Jaringan Tegangan Menengah) lalu disalurkan ke lokasi-lokasi pelanggan listrik kemudian di turunkan tegangannya di trafo pada Gardu Distribusi untuk di salurkan ke pelanggan.
  2. Distribusi Sekunder : Yaitu jaringan distribusi dari Gardu Distribusi untuk di salurkan ke pelanggan dengan klasifikasi tegangan rendah yaitu 220 V atau 380 V (antar fasa). Pelanggan yang memakai tegangan rendah ini adalah pelanggan paling banyak karena daya yang dipakai tidak terlalu banyak. Jaringan dari gardu distribusi dikenal dengan JTR atau Jaringan Tegangan Rendah, lalu dari JTR dibagi-bagi untuk ke rumah pelanggan, saluran yang masuk dari JTR ke rumah pelanggan disebut SR. Pelanggan tegangan ini banyaknya menggunakan listrik satu fasa, walau ada beberapa memakai listrik tiga fasa.

Kontruksi jaringan distribusi primer terdiri dari dua yaitu,

  1. Saluran Udara (overhead lines) Tegangan Menengah (SUTM)
  2. Saluran Kabel Tanah (underground lines) Tegangan Menengah (SKTM)

Penentuan pemilihan kontruksi jaringan distribusi tidak beda jauh dengan pemilihan kontruksi jaringan transmisi yaitu disesuaikan lokasi jika di kota akan memakai saluran kabel karena biar tidak menggangu pemandangan. Antara SUTM dan SKTM mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Pengguanaan SUTM lebih murah, selain itu lebih mudah untuk mengatasi jika terjadi gangguan, tapi SUTM lebih rentan terhadap cuaca dan lingkungan sekitar. SKTM akan sulit untuk mengatasi jika terjadi gangguan, namun tidak rentan terhadap perubahan cuaca dan lingkungan. Juga kelebihan dan kekurangan lainnya antara SUTM dan SKTM. Kawat konduktor pada SUTM ada yang tanpa isolasi (telanjang) dan ada yang beisolasi, kebanyakan tanpa isolasi. Kawat SUTM berisolasi biasanya di tempat-tempat tertentu seperti di tempat yang banyak tanaman produktif dan menyentuh jaringan TM, atau di daerah gedung-gedung yang dekat dengan jaringan TM, karena akan berbahaya jika kawat konduktor telanjang menyentuh pohon atau gedung apalagi menyentuh manusia. Itulah artikel tentang jaringan tegangan listrik.